Follow Us @tiyov

Thursday, October 27, 2011

pembalasan wanita


Pernah dengerkan sebuah pepatah “sekali naik angkot dua tiga mall terlampaui”. Nah ini berlaku untuk seorang Dion Nugroho, seorang Playboy cap  Panci yang berada disekolah gue, tampangnya sih biasa aja kayak gue, tapi punya kendaraan yang lumayan dan uang jajan yang berlimpah, dan itu senjata dia dalam mengemban pepatah tersebut, satu sekolah dua tiga pacar terdapatkan, dan kenyataannya ini emang terjadi, dan ini yang ngebuat gue sungguh miris terhadap keadaan, bayangin aja jika satu sekolah ada 20 orang macam Dion, bisa nangis darah gue, karena udah jelas kalo cewek cewek disekolah bakalan abis digebet sama orang orang macam dia (damn!!). Dan untuk orang macam gue, bisa bisa cuma jadi penonton aja dalam drama cinta masa masa sekolah (Damned!!). Apa gue harus begini terus? Hidup dengan kegalauan terus? Dan hidup dalam ke'single'lan terus? dan kalo udah begini! Apa yang harus gue lakukan? Apa gue harus pasrah dengan keadaan? Atau gue harus terus merasakan penderitaan yang amat menyakitkan ini?


“Tuh! Kebiasaan buruk, sebelum cerita lo udah curcol duluan Tem!” cetus Onik yang mau memamerkan congor kejinya. 
“Ah! Dasar setan lo! Seneng banget lo liat gue gundah Nik” jawab gue. 
“hahahaha.. itu mah DL dan Nasib lo Tem! Camkan!!” 
“Berantem yuk Nik”

Ah peduli setan sama Onik yang jelas ada kisah dibalik kasih Dion, dan ini berhubungan sama Shinta. Nah belum pernahkan gue nyeritain kisah Shinta disekolah? Kali ini kita bantai Shinta dalam sebuah cerita. Kisah ini sangat unik, dan bener bener unik, seorang Shinta ternyata bisa juga berhati kejam, tampangnya yang imut dan manis, ternyata menyimpan sebuah petaka yang amat dasyat, dan amat sangat mengerikan, dan gue yang masih menjadi pengagumnya sampai saat ini dibuat nggak percaya dengan kejadian ini, dan baru kali ini gue ngeliat Monster yang diciptakan oleh keadaan.

Semua berawal pada hari senin. Entah kenapa hari itu Shinta terlihat ceria banget, aura wajahnya kayak lampu bohlam 1000 watt, terang benderang sekali, langkah kakinya terlihat ringan dan senyumannya terlihat menawan. Dikantin gue sama Onik bingung ngeliat tingkahnya, ini anak kesambet setan apa? Apa Shinta salah makan atau Shinta salah minum obat? Tumben banget dia begitu sumringah, dan itu terlihat sangat jelas dihari ini.

Gue yang penasaran dengan tingkah laku Shinta langsung menyerang Shinta dengan berbagai pertanyaan yang frontal, Ada apa? Kenapa? Mengapa? Kata kata itu Langsung gue tikamkan ditelinganya, dan setelah itu akhirnya dia pun bercerita kalo akhir akhir ini ada cowok yang mau mendekatinya dan itu adalah Dion.

Mendengar itu, entah kenapa Onik malah tertawa terbahak bahak, gue bingung, Shinta bingung, dan Eci juga ikutan bingung, kami bertiga pun bingung, sampai Ayu Ting Ting juga ikutan bingung nyariin alamat (lhoooo), ada apa sama Onik? Kenapa dia bisa ketawa sampe terpingkal pingkal begitu? Terus mau nggak dia bayarin makanan gue? Sedangkan semua cerita Shinta nggak ada sedikitpun niat untuk ngelawak, tapi Onik masih tetap tertawa tanpa menghiraukan gue dan yang lainnya.

Pulang sekolah, gue yang masih bingung sama tingkah Onik mencoba mencari jawabannya, dan setelah gue desek akhirnya Onik mau bercerita kenapa dia bisa tertawa sampe sebegitunya, dan semua itu gara gara Dion. Dan seperti yang gue ceritain diatas tentang siapa Dion, dan itu bener adanya tapi dalam versi cerita Onik. Sebenernya gue nggak tau, karena gue juga nggak kenal dia, dan nggak penting juga kenalan sama dia, kecuali andai kenal dia terus gue bakalan ditraktir makan tiap hari baru deh gue mau kenalan sama dia. Tapi menurut cerita Onik, Dion itu udah cukup malang melintang didunia per’PlayBoy’an disekolah gue, dan namanya udah cukup semerbak juga, so malah gue yang dianggap nggak gaul kalo gue nggak kenal dengan makhluk yang namanya Dion itu (dash)

Tapi dari cerita Onik, gue jadi kasihan sama Shinta, jangan jangan dia itu bakalan jadi korban Dion berikutnya, dan dari cerita itu gue sempet kesel sama Onik, kenapa dia nggak bilang langsung sama Shinta? Kenapa Onik diem aja saat itu? Kenapa Onik Cuma ketawa aja? Dan kenapa dia nggak bayarin makanan gue? Seharusnya Onik cerita tentang ini semua agar Shinta tau siapa Dion, jadi dia nggak terlalu berharap (mendingan sama gue deh *eh). Tapi dengan penjelasan yang bijaksana dari Onik, gue akhirnya ngerti kenapa dia nggak mau cerita ke Shinta, kata Onik, pelajaran dalam kamus cinta, dalam keadaan yang senang biasanya orang masih dibutakan oleh cinta, dan omongan seperti apapun terkadang malah terdengar seperti orang yang iri, so untuk saat ini ketawa itu emas.

Jam dinding terus berdetak, dan nggak sadar udah 100 tahun berlalu, semakin gue liat semakin deket juga hubungan mereka berdua, kesel juga gue, karena jujur aja kenyataan bahwa gue mengagumi Shinta masih belum hilang dari saat gue mengenal dia hingga saat ini (ini yang namanya hasrat terpendam) dan kini gue harus ngeliat dia jalan dengan orang lain, wah sumpah nyesek  gue ngeliat ini semua, dan yang paling ngeselin adalah kenyataan kalo dia jalan dengan seorang PlayBoy, sumpah demi kakek kakek break dance, gue cemburu dan kesel (dan galaupun berhamburan)

“Yah.. Curcol lagi Tem!” kembali Onik bebacot.
“Can you shut up your Congor Nik???”

Tapi sepertinya ada yang ganjil dengan hubungan mereka, dan entah apa semakin lama gue liat, semakin aneh aja. Dan Shinta terlihat seperti menyembunyikan sesuatu, dan bukan cuma gue aja yang ngerasain ini, Onik yang udah mati rasapun juga bisa ngerasain keanehan pada hubungan mereka. Dan dari situlah timbul niat gue sama Onik untuk menyelidiki semuanya. Dan selama penyelidikan berlangsung gue nggak dapet informasi apapun, semua tampak perfect dan semua tampak biasa aja. Dan itu ngebuat gue nyerah untuk terus menyelidikinya (and case is close)

Waktu terus berlalu, dan hubungan mereka masih tetap seperti adanya, dan seperti biasanya sabtu pada minggu pertama diawal bulan, kami punya ritual makan bersama, dan kali ini, sebuah Mall dijakarta ditunjuk sebagai aksi ritual kami, dan sebuah café didalamnya menjadi tempat pemberhentian kami selanjutnya.

Tapi dalam acara ini, kami kedatangan tamu istimewa yang duduk dimuka yang mengendarai kuda supaya baik jalannya, yaitu Dion. Ya! Shinta mengajak dia untuk ikut acara kekeluargaan kami, entah apa maksudnya tapi kami memakluminya, karena jujur aja, bulan ini jatah Shinta untuk membayar semua makanan yang ada, so nggak masalah siapapun yang diajak dia, selama dia nggak ngambil jatah makanan gue.

Sabtu malam, acara makan makan berlangsung, dan seperti biasanya, Eci datang menjemput gue dan Onik dengan mobil mewah milik bokapnya, dalam keadaan galau karena Shinta, ingin rasanya gue macarin Eci saat ini juga, andai dia mau dan andai Onik nggak menghalangin gue pasti udah gue gibas nih sahabat gue si Eci (*eh)
Sampe disana, ternyata Shinta dan Dion udah menanti dengan gelisah, dari jauh gue sempet ngeliat tingkah laku mereka, dan itu sangat mengiris hati gue, andai dolo Shinta nggak ngasih tau kriteria cowok idamannya, mungkin sekarang gue udah nembak dia, dan lo tau apa kriteria cowok idaman seorang Shinta? Dia bilang, tampang nggak perlu ganteng, yang penting baik, smart, pengertian dan PUTIH (JLEB) kata PUTIH sengaja gue buncitin agar lo tau seberapa besarnya gue tersiksa dengan kata kata itu. and you know what? I hate that word for sure!! Damn!!

Lupakanlah tentang derita gue, ini biarkan menjadi kenangan pahit dalam hidup gue, andaikan warna kulit itu sifat, mungkin gue masih bisa ngerubah sifat itu, sayangnya kalo ras itu nasib, jadi ya mau nggak mau gue harus terima dan gue cuma bisa meratapi dan hanya bisa bersyukur atas kehitaman gue.

“Stop Tem,,, lo mau nyeritain Shinta apa mau curhat disini?” Onik kembali mengganggu gue dengan sekonyong konyongnya.
“Hah!!!” jawab gue.
“ini udah mau mencapai Ending, tapi lo malah nyeritai derita Lo, sebagai penulis lo egois banget ya!” Onik mengamuk.
“Oh… Maaf Nik, abisnya bener bener galau gue nyeritain ini”
“So,,, salah gue? Bapak gue? Emak gue? Nenek gue?”
“COT!!!”

Singkatnya makan malam dimulai, tapi sebelumnya Shinta memperkenalkan Dion kepada kami, gue sama Onik Cuma tersenyum saat itu, nggak lebih dan nggak kurang, walau dalam hati pengen banget gue ungkapin siapa itu Dion, tapi tetep aja gue nggak tega untuk bilang ke Shinta, jadi gue dan Onik bersikap sewajarnya, selama dia nggak ngambil jatah makanan gue.

Sambil ngobrol dan bercanda ria, semua menikmati hidangan yang ada, dan tanpa sadar ternyata kami dan Dion bisa dengan mudah bercengkrama, dan faktanya bahwa Dion itu orang yang cukup supple, dan gampang beradaptasi juga, so dengan mudahnya suasana yang tegang kaya Amerika dan Iran bisa menjadi hangat, seperti terjadi gencatan senjata.

Makanan pun habis, dan penyakit lama gue pun kambuh, sehabis makan itu udah pasti kenyang, dan kalo kenyang udah pasti bego, dan itu melanda gue setiap sehabis makan. Tapi walau udah selesai makannya, kami nggak langsung pergi dari café itu, kami sedikit bersantai dahulu, sambil terus bercengkrama, tapi ingin rasanya gue pergi dari tempat itu saat ini juga waktu Dion bertingkah centil kepada Shinta, terlihat jurus jurus gombal sedang dikeluarkannya, rayuan demi rayuan sedang dilancarkannya dan itu ngebuat gue badmood abis, andai aja gue yang begitu dengan Shinta maka hidup gue bakalan sempurna dan gue kembali galau. Tapi sewaktu sedang asyik asyiknya Dion bercanda ria dan merayu Shinta, tiba tiba….

Seorang wanita datang, dia cantik, tapi dengan cepatnya dia mengambil minuman gue yang tinggal setengah gelas itu kayak jambret dipasar senen dan ‘Byur’ juice alpukat gue disiramkan kekepala Dion. Wow! Gue kaget, Onik kaget, Eci kaget, seluruh pengunjung café kaget, waitress juga kaget, dan para penumpang BUSWAY juga ikutan kaget, entah siapa wanita itu, dan dari wajahnya terlihat kalo dia sedang dalam keadaan murka, itu terlihat dari tanduk dikepalanya. Dan belum puas dengan itu wanita itu pun memaki dan mencaci Dion dengan kata “Dasar PlayBoy cap Panci”.
Ada apa ini? Apa yang sedang terjadi? Kenapa dengan Dion? Dan kenapa juice gue yang diambil? Pertanyaan itu muncul begitu saja dari otak gue, gue menatap Eci, Eci menatap gue, gue menatap Onik dan Onik pun menatap gue, dan kami semua saling bertatapan, setelah itu kami menatap Shinta, dan Shinta menatap kami, lalu menatap Dion.

Melihat ini gue sempet pengen ketawa, tapi niat itu gue urungkan karena nggak baik menertawakan orang yang sedang dalam kesusahan, tapi yang jelas kejadian ini bener bener membuat gue dan yang lainnya kaget bukan kepalang. Dan belum reda rasa kaget gue, tiba tiba….. ‘Crot’ kepala Dion kembali menjadi bulan bulanan seorang wanita, entah darimana wanita itu datang, dia langsung menyiramkan minumannya kekepala Dion, dan yang lebih mengagetkan adalah wanita itu sosok yang berbeda dari wanita yang pertama kali menyiram Dion dengan minuman gue. Siapa lagi ini? Apa apaan ini? Berapa ya nomor HP nya? Apa dia masih single? Otak gue kembali melontarkan pertanyaan pertanyaan yang nggak karuan, dan setelahnya wanita itu mengeluarkan pujian untuk Dion “Dasar Buaya Purba, bilangnya kerumah sakit nganterin Nyokap, tapi malah asyik disini” dan untuk sekali lagi kepala Dion dapet hadiah minuman sisa ‘Brot’ dan kepala Dion pun kembali basah (ga enak banget suaranya ya ‘BROT’ gitu?)

Ini seru guys, gue dibuat kaget yang teramat sangat dengan ini semua, semua yang ada disitu juga ikutan kaget, dan bahkan penumpang BUSWAY kembali kaget (ini kenapa ada BUSWAY, sejak kapan BUSWAY masuk masuk café?) dan setelah wanita berdua itu puas memberikan perlakuan yang romantis keDion mereka pun pergi meninggalkan kami, dan gue serta yang lainnya Cuma bisa diem, dan penumpang BUSWAY pun juga ikutan diem (ini kenapa ada BUSWAY lagi, wah kalo begini caranya, harus bayar royalty dong)
Dan waktu kami sedang asyiknya dengan kedieman kami tiba tiba Shinta berdiri, dan berucap.

“Mereka itu siapa Di? Jawab jujur!”
“Me… me… mereka mantan mantan aku Shin!” jawab Dion gugup sambil meratapi keadaannya yang seperti  abis dibombardir tentara sekutu.
“Yakin kalo mereka semua itu mantan kamu?” kembali Shinta bertanya.
“Eh.. sebenernya belum sih, tetapi setelah ini mereka langsung aku putusin kok, demi kamu!” jawab Dion.

Gila ini orang, dengan keadaan yang porak-poranda begitu masih aja dengan PD-nya dia menyombongkan diri kayak gitu, sumpah demi singa yang menstruasi, makin enek aja gue sama dia.

“Oh… jadi selama pacaran sama aku, mereka juga masih jadi pacar kamu?” dan untuk kesekian kali Shinta bertanya.
“Iya… tapi aku janji, mereka akan aku putusin kok, dan itu demi kamu dan demi hubungan kita” Dion kembali menjawab dengan keadaan yang mengenaskan dan tetap sombong.

Tapi,,, ‘PLAK’ tangan lembut Shinta mendarat dipipi Dion sambil mengucapkan “KITA PUTUS!!!” dan setelah itu terjadi, Shinta langsung menarik tangan Eci dan mengajak Eci untuk segera beranjak dari tempat ini. Gue sama Onik kembali kaget, tapi tetep diem sambil menganga, dan setelah itu gue sama Onik saling bertatapan. Melihat Shinta dan Eci pergi, gue dan Onik ikut ikutan beranjak dari meja itu, dan berlari mengejar Shinta dan Eci serta meninggalkan Dion disana.

Makan malam kali ini sungguh kacau balau, nggak diduga ini semua bakalan terjadi, dan yang paling gue sesalkan Cuma 1, itu juice alpukat gue sayang banget, padahal enak, kenapa sih itu cewek nggak ngambil minuman Onik aja? Tapi kalo dipikir lagi, ada yang aneh dengan semua ini, setelah kejadian ini, Shinta sama sekali nggak terlihat terpukul, atau terlihat sedih, malah terpancarkan dari wajahnya sebuah senyum kepuasan. Dan yang paling aneh adalah bahwa semua ini nggak mungkin Cuma kebetulan biasa, bayangin aja, 2 ceweknya Dion tiba tiba ada disana, dan kalo emang ini sebuah kebetulan, ini adalah kebetulan yang sangat luar biasa. Tapi ternyata dugaan gue benar adanya, ini bukan kebetulan biasa, dan ternyata ini adalah sebuah skenario yang terencana.

Ditempat parkiran, gue ngeliat 2 wanita tadi sedang asyik ngobrol dan tertawa, dan ternyata 2 wanita itu menunggu kami disana, dan atas dasar itu gue dan Onik sadar kalo ternyata Shinta dan 2 wanita itu udah saling kenal. Dan apa yang terjadi dicafe terrsebut adalah sebuah akting yang udah disetting sedemikian rupa, sehingga terlihat seperti kebetulan yang sangat luar biasa.

Kiki dan Tasya, itulah nama 2 wanita korban kebiadaban cinta seorang Dion. Dan dari wajah mereka terlihat senyum yang sangat bahagia karena rencana mereka sukses dan berjalan sesuai skenario yang ada. Damn! Ternyata mereka berkomplot untuk membuat malu seorang Dion didepan Umum, dan itu berhasil. Kalo gue jadi Dion entah bagaimana gue harus menanggung rasa malu yang teramat sangat kala itu. paling nggak bunuh diri adalah jalan terbaik untuk saat itu. (Eh)

Ambil hikmahnya guys, jangan pernah meremehkan seorang wanita, walau wanita terlihat lemah, tetep aja wanita juga bisa sangat menakutkan jika mereka udah murka. Wanita itu sangat rentan dengan perasaannya, dan jika perasaan mereka udah tersakiti, mereka bisa saja bertindak dengan sangat kejam dan sangat mengejutkan, so hargailah wanita, jangan lukai perasaannya, dan jika andai kamu menyayanginya dengan tulus, dijamin deh kalo makhluk yang bernama wanita akan menyayangi kalian dengan sepenuh hati.

2 comments:

  1. ini nulis komen untuk ke 2 kali.. kl ini ampe gak bisa.. g bakal nulis lagi.. hehh.. lupa deh mo ngomen apa...
    lu minta yg pedes kan.. ni q kasih.. tp ni cm dr segi pembaca ajj ya.. aq jg g gtu ngerti cara menulis yg baik.. tp aq jg suka baca..
    critanya bertele2 bgt bgt bgt... ceritany jd g nyampe bgt bgt bgt... lu mo bkin cerpen pa curhat?? bedain dong.. curhat : cerita lu tuh 70 : 30 g bgt dah.. kl curhat.. curhat ajj g usah d bikin cerita aneh gtu.. trlalu subkektif... dah menjudge masing2 karakter.. kec karakter si sapa tuh?? doni?? well.. yg pasti cm karakter si doni yg bs d tebak pembaca.. yg lain dah d curhat ma yg nulis..
    bertele2 n berbelit2 g jelas.. jd agak g masuk akal.. kl mang onik kash masukan, jngn d anggurin.. mo nulis lbh bagus pa gak?? karaktr tuh jngn d jabarin detail deh.. biar pembaca yg nyimpulin.. kl mang pngen njabarin karakter, liat contoh laskar pelangi ny amdrea hiarata.. bagus bgt cara dia nulis dsitu.. bkin g bosen baca.. asal tau ajj.. aq baca sambil nglewatin hal2 g jelas pengantar ny..mungkn ni vrita lucu2an bwt asik2an.. tp qt jg kudu merhatiin cerita kali.. ni crita cm d kantin ngliat cew ma d cafe ngliat org brantem.. sisany curhatan lu ajj...
    mungkn ni masalah selera bacaan ajj.. niy terlalu ringan bwt q.. mngkn orng yg jarang2 baca bkal suka niy cerita..

    ReplyDelete
  2. Iya.. Thanks masukannya.. ini asli pedes dan membangun.. Tapi gini, sedikit pembelaan yah!karakter yg lain emang ga diperjelas karena udah dijabarin dimasing masing cerita.. Bertele tele ya mungkin karena sedikit banget gue baca novel. Jd nggak ngerti banget.. But any way thanks alot :-*

    ReplyDelete

Memaki atau Memuji,, Bebas Anda Lakukan Disini.